Standarisasi Penilaian Batu Mulia Indonesia Sebuah Upaya Sebagai Panduan. Oleh : Mas Picis Rojobrono (Eko Suryo Putro)

11050644_10206329087727171_4836762390026879370_n

Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI) dengan Menteri Perindustrian Saleh Husein

Assalamualaikum wr wb.

Banyak yang sukar menerima keputusan Juri Kontes dan banyak yang belum memahami apa itu Kontes. Kontes Batuan Indonesia ditujukan sebagai ajang Silaturahmi secara Positif membangun Dunia Hobby Batu Mulia.

Dimana diharapkan dengan Kontes maka ada perbaikan Kualitas dalam penggarapan Batu Mulia, dari gosok polesnya, dari pengemasannya dari banyak hal yang bisa ditingkatkan.

Juara di kontes satu belum tentu juara di kontes lain, Karena di Meja Penjurian saingannya (pesertanya) pun berbeda. Juga Juri yang menilai. Kemudian bagaimana Standard Penilaian.

Standard Penilaian pun beragam, ada yang dikomunikasikan dengan Panitia apa saja Kriteria yang Dilombakan dan ada yang mutlak Keputusan Juri. Apakah sama Menilai Bebatuan Mulia yang sudah lebih dahulu berkembang Kadar Keilmuannya, dengan Bebatuan Mulia Indonesia yang baru berkembang dan masih mencari Standard Kelimuan dan Penilaiannya, tentunya berbeda.

Penilaian Bebatuan yang diterapkan untuk Cutting dengan Cabochon pun berbeda, juga untuk Kelas Fenomena yang beberapa waktu lalu merupakan terobosan di Pacitan diadakan.

Misalnya Kriteria: Color, Clarity, Carat, Cutting bisa diterapkan sebagai Dasar dalam Penilaian beberapa Kriteria Lomba Bebatuan. Namun tidak bisa diterapkan mentah-mentah atau dipukul rata dalam penilaian, dimana Hanya Indonesia saja Sebagai Pelopornya.

Misalnya saja dalam Penilaian Berbeda pada Kelas Fenomena pada Chalcedony, kemudian Kelas Gambar, Kelas Susup, dan Kelas Djunjung Derajat. Pada penilaian kriteria ini maka Penilaian Mounting/Jewel (Ikat) dikesampingkan, karena yang kita nilai ialah Utamanya Ciri Khas pada Batuan tersebut.

Dalam Kelas Fenomena pada Chalcedony kemarin yang dilombakan ialah Kelas Fenomena Punggung Kura-Kura, Fenomena Ring…. ada Kelas seperti Kelas Fenomena Cat’s Eye dan Kelas Pelangi (Iris Agate Chalcedony) yang belum bisa diadakan karena masa persiapan dan Sosialisasinya kurang.
Kelas Fenomena Djunjung Derajat

Yang Dinilai dalam kelas ini ialah utamanya Kejelasan Gambar (Djunjung Derajat) terlebih dahulu, diperhatikan Contrast-nya yang  bagus. Kemudian beranjak Warna, yang dinilai ialah Keindahan/Kompleksitas warna. Bagaimanapun Djunjung Derajat yang baik memiliki komposisi warna yang menarik.

Misalnya menurut kami sesuai Filosofis Djunjung Derajat ialah untuk Menaikkan Derajat Penggunanya, maka Keistimewaan warna-warna seperti Emas atau Garis Emasnya memiliki keutamaan dan energi untuk Kemuliaan pemakainya. Atau warna-warna kuat seperti Merah (Kewibawaan), warna langka seperti Biru (Kedamaian) atau Hijau (Kesejukan).

Kemudian ialah Posisi Gambar (Posisi Djunjung Derajat). Untuk Sudut Djunjung Derajat yang baik ialah bila sudutnya membentuk siku 90 derajat. Tentunya ada pemakluman, asal Garis Naik Derajatnya tidak terlalu Renggang atau tidak terlalu sempit. Juga Rapi antara masing-masing lapisan Garisnya.

Kemudian Jumlah Junjung Derajat, Idealnya ialah jumlah-jumlahnya Ganjil, seperti 3, 5, 7 dan selebihnya, namun ini Tidak Kaku Diterapkan. Kemudian Posisi Potongnya ialah Proporsional di Tengah. Dan Imbang antara bagian bawah gambar dan atas gambar Djunjung Derajat.

Bisa saja garis Genap menjadi pemenang jika memang indah, proporsional dan langka, misalnya sebuah Djunjung Derajat yang imbang, rapi, memiliki warna Emas di sebagiannya, memiliki garis Emas, kemudian terselip garis Biru. ini adalah kondisi yang langka, dengan Artian: Pembentukan warna-warni mineral dalam bebatuan, dengan garis yang Rapi adalah suatu kondisi yang sangat sulit terjadi di Alam.

Kriteria-Kriteria Penilaian ini tidak Kaku Diterapkan, bagaimanapun juga Juri memiliki Pengalaman dan Cita Rasa Seni, dan dengan Dialog, Diskusi atau Musyawarah antar Juri, Penilain bisa berjalan tertib dan dipahami masing-masing Anggota Juri. Kriteria-Kriteria ini kemudian diseleksi dan dipilih oleh Dewan Juri, ada suatu penilaian yang kompleks dalam menyaring para Nominator dan Juara.

 

Kelas Fenomena Punggung Kura-Kura

Pada Kriteria ini yang dinilai ialah serat yang menyerupai fenomena Punggung Kura-Kura (Turtle Shell). Dalam perkembangannya akan bercabang menjadi fenomena Telur Katak, Berawan, 3 Dimensi, Berpelangi, dan sebagai macam.

Lalu bagaimanakah yang dinilai. Tentunya yang dinilai ialah Keunikan, susahnya diketemui (kelangkaannya). Misalnya saja kami menempatkan fenomena Punggung Kura-Kura yang seperti memancarkan sinar 3 Dimensi (3D). Kemudian beralih ke Warna, dimana Komposisi semakin banyak warna semakin menambah penilaian.

Namun penilaian-penilaian ini bisa berubah di setiap Kontes dan Keadaan batu-batu yang naik ke Meja Penjurian. Bukan berarti Fenomena Khusus Kura-Kura harus dipraktekkan Kaku, karena bisa jadi ada juga Punggung Kura-Kura yang membentuk Gambar tertentu seperti Sosok Makhluk Hidup, atau dinilai dari kelangkaan Warnanya sangat sukar menemui Batu Berpunggung Kura-Kura dengan Warna Specifik tersebut.

 

Kelas Gambar  (Tokoh/Manusia/Binatang/Panorama Pemandangan/Huruf/Angka)

Pada Kelas ini sama hampir sama dengan beberapa kelas sebelumnya dimana Ikat (Mounting/Jewel) tidak dinilai. Karena penilaian pada hal tersebut justru akan mengurangi Esensi atau Estetika Seni Batu itu sendiri.

Yang pertama, ialah Kejelasan Gambar. Banyak Kontestan salah menilai darimana Juri Mengambil Sudut Penilaian. Dalam Kelas ini Batu harus dipresentasikan Tanpa Menggunakan Judul. Banyak yang mengira Juri tidak mengetahui gambar, namun pada kenyataannya Juri Memahami. Namun dalam menilai Batu Gambar yang Baik ialah berangkat dari Penglihatan Masyarakat Awam. Yang tidak mengerti Seni atau sudah Dapat Melihat dan Menebak Gambar tanpa memerlukan waktu yang lama. Misalnya mengapa gambar tertentu yang sederhana bisa mengalahkan Gambar yang Kompleks. Karena masyarakat awam sudah dapat menebaknya tanpa memerlukan usaha berlebih. Dari pemahaman inilah Juri berangkat memulai penilaian.

Kejelasan gambar dalam hal ini juga menilai Kontrast-nya gambar dengan Background (ruang warna di sekitar gambar). Jika gambar berwarna Coklat Medium, kemudian sekelilingnya berwarna Coklat Muda maka akan menyulitkan Tertangkapnya Kejelasan Gambar. Atau berwarna Putih, namun sekelilingnya berwarna Putih agak ke warna Krem (Cream).

Kemudian penilaian beranjak kepada Proporsional Gambar. Misalnya saja bila Gambarnya Wajah Manusia atau Kepala Hewan, yang dinilai ialah proporsionalnya bagian wajah atau bagian kepala. Jika Keseluruhan maka yang akan dinilai ialah Proporsional Kepalanya, Lehernya, Rambutnya, Tanduknya, Belalainya, Pundak, Lengan, Tangan, Pinggang, Kaki, Kelengkapan Anggota Tubuh.

Kemudian kepada Komposisi Warna, semakin banyak warna pada Batuan Gambar memberikan Nilai Lebih, namun bukan yang dominan dalam Penilaian.

Lalu beranjak ke Posisi Gambar. Pada penilaian ini dinilai ialah Keutuhan Gambar dan Posisinya. Apakah sempurna terletak di Tengah atau Terpotong Gambarnya. Misalnya mengapa gambar Itik (Anak Ayam) bisa menang disandingkan dengan gambar Ikan Arwana yang sempurna ? Bisa jadi gambar Arwana terpotong, hanya memperlihatkan kepala hingga ke badan, sedangkan ke Ekor Terpotong. Atau misalnya Gambar Ikan Dory Sempurna masih bisa dikalahkan gambar Itik, bisa jadi Ikannya tidak memiliki Proporsi seperti Insang dan Sisiknya ukurannya tidak sesempurna saingannya.

Misalnya saja dalam Menilai Tokoh atau Manusia, apakah Gambar Separuh Badan yang Menang ataukah Gambar yang Utuh. Ini Tergantung Kejelasan Gambar, Kekuatan Garis atau Komposisi Warna dan Posisinya.

 

Kelas Susup (Susup Unik dan Susup Sodo Lanang)

Kelas Susup (Unik dan Sodo Lanang). Pada kelas ini dinilai ialah Kejelasan Gambar Susup, Komposisi Warna, Keunikan atau Estetika Seni, Posisi Susup serta Kelangkaannya (susah ditemui).

Susup pada Batuan Indonesia berkembang sudah lama jauh sebelum masa Trend Batuan menguat. Ada berbagai Fenomena seperti Susup Tunggal, Susup Dua, Tiga dan Lebih banyak lagi.

Pada kelas ini maka yang dinilai paling Utama ialah Keunikan Susup dan Kesempurnaannya. Ada yang unggul karena Susup Tunggalnya membentuk Sebuah Pusaka seperti Pedang, Tombak, Menara, Anak Panah, Bambu, dan sebagainya. Namun ada juga yang unggul dalam Jumlahnya yang lebih banyak dan juga membentuk Gambar seperti Deretan Menara Masjid, Menara Gereja, Gedung-Gedung, Monumen, Sosok Tokoh, dan bermacam juga.

Lalu dimanakah Panduannya. Tentunya agak sedikit sulit, namun pada dasarnya bisa dilihat kepada Kesempurnaan Susup tersebut membentuk sebuah Gambar yang paling utama. Misalnya saja ada Susup yang menang karena membentuk gambar sebuah Hutan Eucalyptus… dimana Susupnya bercabang, rapi, memiliki Dasar Tanah, Warna Kayu yang Putih, serta Dedaunan. Ada yang menang karena Ada Susup Tunggal yang membentuk Gambar Pedang Tiongkok yang Sempurna, dan ada yang menang karena Susupnya membentuk Dua Pohon Cemara yang memiliki Seni dimana satu Pohon berukuran besar dan satu pohon berukuran kecil dengan Jarak dan Proporsional yang Sangat Sempurna.

Tentu saja Yang Dinilai Oleh Dewan Juri yang ada di Meja Penjurian. Dimana panduannya bisa berubah-ubah tergantung diskusi atau Musyawarah Dewan Juri. Dalam memandang segala Aspek dari Susup.

Susup terjadi karena ada rongga di dalam bebatuan yang membentuk relung tertentu. Bayangkan keindahan dan estetika seni karya Pencipta, saat rongga di dalam bebatuan tersebut terisi oleh material lain dan membentuk suatu gambar yang Bahkan Beberapa di Antaranya Demikian Sempurna.

 

Kelas Fenomena Ring

Jika sebelumnya banyak negara dan Asosiasi Batuan Internasional menerapkan Panduan bagaimana sebuah Cutting Brilliant dinilai. Maka ada sebuah Metode Khusus penggosokan Cabochon yang menimbulkan fenomena Ring pada Batuan Chalcedony. Hal ini bisa didapatkan dari Teknik Penggosokan maupun Keistimewaan Bahan Nunggal (Tunggal) yang didapat dari Alam. Biasanya berbentuk Kerikil Tunggal. Pada Penggosokan ini para Perajin memanfaatkan Teknik Mengupas Batu secara perlahan. Sehingga menyertakan sedikit Warna pada Kulit dan Perbedaan pada Warna (Gradasi) dalam menimbulkan Efek Ring.

Sehingga wajar ada Fenomena Ring Tunggal, Ring Ganda (Double), Ring Tiga (Triple). Bahkan ada yang menimbulkan efek Ring dan di dalam Ring ada penampakan Serat Punggung Kura-Kura atau bahkan juga ada yang di Tengah Ring menimbulkan Fenomena Cat’s Eye.

Pada kelas ini yang dinilai ialah Jumlah Ring, Kejelasan Warna Ring dan Keunikannya.

Kelas Anggur Barjad (Fire Chalcedony)
Penilaian pada Kelas Fenomena Anggur Barjad (Fire Chalcedony) ialah tidak terletak pada Clarity dan Colur, namun pada Ciri Keindahan Fenomena Barjadnya (Inden Cahaya) di dalam Anggur.
Misalnya saja kami menggariskan bahwa keutamaan barjadnya ialah Merah, Orange, Kuning dan Putih, setidaknya demikianlah urutannya.

Namun ini Tidak Kaku Diterapkan…. karena selain memiliki Fenomena Barjad, kemungkinan lain ada nilai-nilai plus pada sebuah Chalcedony Barjad. Misalnya saja memiliki juga ciri Serat Kura-Kura atau bahkan Cat’s Eye.

Jadi ada sebuah Kolom Penilaian dalam Setiap Penilaian Seni Batu Indonesia. Dan berbicara seni, tentulah ada Kriteria: “Estetika Seni”.  Dan menurut pemahaman Filosofis Seni, yang sukar dicari standard yang sama dalam setiap benak, namun memiliki Hukum yang bisa dirasakan ialah: “Seni menimbulkan Gairah (Passion) bagi yang yang melihatnya…..” Dan ini merupakan Domain Kemampuan Dewan Juri yang dipercaya memiliki kemampuan dalam hal tersebut.

 

Kelas Batu Mulia Warna Dasar pada Chalcedony

Dasar Penilaian tentunya banyak yang mengerti bahwa secara umum ialah Warna (Colour), Kejernihan dan Kebersihan (Clarity), Berat (Carat) dan Cutting (Penggosokan dan Pemolesan).

Beberapa hal yang ingin saya tambahkan dalam Penilaian Batu Mulia dengan Warna ialah. Pada potongan Cembung (Cabochon). Dunia Batuan Mulia Indonesia tidak bisa menyamakan Penilaian ini hanya didasarkan dengan kriteria tersebut. Ini Dikarenakan: Bentuk dan Sifat dari Pengolahan dengan Bentuk Cembung memunculkan Kilap (Luster) yang agak berbeda dengan ciri Umum yang ditimbulkan dari Bentuk Batu Mulia yang Di Cutting atau Facet Brilliant.

Bentuk Cabochon mencuatkan beberapa Fenomena yang menyerupai Cat’s Eye misalnya. Dan juga pada Batuan Indonesia pada Segi Clarity, saya berpendapat Tidak Bisa menyerap atau menerapkan penilaian kadar Clarity dengan semena-mena. Karena pada Bentuk Cutting yang dicari ialah Kualitas Transparant Bebas Serat. Sedangkan pada Material yang Bersifat Translucent, Serat atau Sidik Jari pada Batu Mulia Indonesia justru menambah Eksotik dan Keunikan Sendiri.

Misalnya saja ada yang Lusternya seperti Cat’s Eye dan ada Luster yang seperti Berapi-Api menyala, atau Fenomena pinggirnya membentuk Cahaya Melingkar atau Ring, dan bahkan ada yang menimbulkan cahaya seperti Barjad atau cahaya dalam yang berwarna Merah, Orange, Kuning atau Putih.

 

Batu Kontes, Batu Kolektor dan Batu Mahal

Banyak para penggemar Batu Mulia Indonesia dan para Peserta Kontes, belum menyadari dan belum bisa memilah. Mana Bebatuan Kontes, Mana Bebatuan Kolektor (Collector Item) dan Batu Mahal.

Batu Kontes yang dicari ialah Kesempurnaan. Bukan Kesempurnaan menurut para peserta, namun Sempurna (secara Subyektif) penilaian oleh Dewan Juri. Dan Dewan Juri terdiri bukan dari satu (1) orang saja. Melainkan beberapa orang dengan latar belakang yang kurang lebih sama, namun memiliki kekhususan sedikit berbeda dan selera yang tidak sama. Oleh karena itu disebut sebagai Dewan Juri.

Banyak yang tidak terima Batu A atau B juara di Jakarta, namun ketika dilombakan di Surabaya atau Medan kalah. Atau Batu yang Juara di Tingkat Nasional bisa dikalahkan dengan Batu Lain di tingkat Kabupaten. Bahkan Peringkatnya bisa berbalik Batu A juara 1 di kontes di Kalimantan dan Batu B nominasi, di Batam Batu A jadi nominasi  dan yang B malah jadi Juara 2.

Maka kita harus Arif dan Bijaksana serta harus Memahami, bahwa Tempat berlangsungnya kontes berbeda, waktu pelaksanaan berbeda ini berarti bisa jadi batu yang bagus-bagus belum tentu diikutkan semua pada kesempatan yang sama di kontes tertentu, susunan Dewan Juri-nya berbeda, otomatis memiliki dasar Panduan Penilaian Berbeda.

Batu Kolektor yang dicari ialah Kekuatan Tema. Biasanya Keunikan atau Kelangkaan Fenomena atau Gambar yang sebenarnya memiliki suatu Nilai Yang Sulit Diukur. Dikarenakan dirasakan berbeda-beda oleh para kolektornya. Misalnya di suatu kontes gambar Naga Hijau Lumut dikalahkan oleh gambar Ikan Arwana yang melalui penerapan penilaian kontes memang menang. Namun dalam kelangkaanya gambar Naga ini tadi menang sehingga untuk Koleksi harganya lebih mahal, walaupun dalam kontes Kejelasan, Proporsi Warna dan Posisi gambar dikalahkan. Ini tentu menyangkut penghargaan dalam Hobby yang Tidak Bisa Diberikan Standard. Menyangkut selera tertentu yang merasakan Kaitannya dengan gambar tersebut.

Batu Mahal, tercipta dari Kelangkaan Bebatuan. Hal ini menyangkut banyaknya permintaan dan kurangnya pasokan. Mahal namun dalam kontes tidak bisa menjadi Juara, bisa jadi memenuhi selera kolektor.

 

PENUTUP

Tentunya semua Dinilai dan Dikoreksi serta mengalami Proses Diskusi antar Dewan Juri. Karena Penilaian Tanpa Komunikasi Lebih mendorong Penilaian Menuju Target yang Keliru dan tidak semata bisa didasarkan pada Angka yang Kaku (ada dialog dalam memberikan nilai).

Musyawarah Dewan Juri. Dalam Penilaian saya lebih memilih Proses Dialog Terbuka Antara Dewan Juri. Agar Sepakat dan Dapat Dipertanggungjawabkan Bersama Hasil Penilaiannya. Tidak ada Penilaian Terpisah atau Salah Seorang Juri Memiliki Hak Veto.

Mengapa Standarisasi Penilaian Batu Mulia Indonesia masih berbeda-beda. Sesungguhnya kita harus bersyukur, dalam rentang jangka waktu 2012 hingga 2015 ini, dalam waktu yang sangat singkat betapa menakjubkan Animo dan Perkembangan Batu Mulia Indonesia melewati Beberapa Tahap Yang Menakjubkan.

Sehingga kita masih perlu dan sabar menunggu proses yang berlaku di lapangan dan dibalik meja. Bahwa perkembangan ini tengah kita letakkan Pondasi-nya. Dimana banyak Ketimpangan ilmu Pengetahuan dan Penggiringan Selera yang terjadi pada tingkat Internasional belum dapat dipenuhi.

Kita harus bangga, justru Seni Batu Mulia tengah mengalami perubahan yang dimulai dari Indonesia, dimana memiliki Pangsa Pasar yang besar. Memenuhi bidang Keilmuan dan Seni Batu Mulia yang kosong tidak diindahkan Dunia. Kita Dunia Batuan Mulia Indonesia yang memulai Seni Batuan Gambar, berbagai macam Fenomena pada Chalcedony, Keindahan Komposisi Warna yang Proporsional maupun Abstrak.

Ini menunjukkan Cita Rasa, Seni Budaya yang ditanamkan Tuhan Pencipta kepada para Perajin, Pelaku dan Penikmat Seni Batu Mulia yang sebenarnya Telah Melampaui Pemahaman Internasional.

Dan Itu Bermula dari Komunitas Batu Mulia Indonesia.

Wassalamualaikum wr wb.

Salam Asti Anindya Nusantara – Viva Precious Indonesia

*Asosiasi Batu Mulia Indonesia (ABAMI)

Pencatatan Penamaan dan Pengklasifikasian Batuan Nusantara (PPPBN)

Precious Indonesia (Permata Indonesia)

Koleksi Akik Permata Batu Mulia SBY dan Ibu Ani Yudhoyono

Berikut beberapa koleksi batu mulia Permata Indonesia koleksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani

King Keladen dan Queen Ndasar Chalcedony yang ditambang dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

King Keladen dan Queen Ndasar Chalcedony yang ditambang dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur

King Keladen Carnelian Chalcedony - Red Baron Koleksi Bapak Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, diberikan saat kunjungan Budaya di Pacitan yang diselenggarakan di Alun-Alun Pacitan 2013.

King Keladen Carnelian Chalcedony – Red Baron Koleksi Bapak Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, diberikan saat kunjungan Budaya di Pacitan yang diselenggarakan di Alun-Alun Pacitan 2013.

Solomon SBY

saat memberikan koleksi batuan Pacitan untuk Edhie Baskoro Yudhono dan Ibu Aliya

saat memberikan koleksi batuan Pacitan untuk Edhie Baskoro Yudhono dan Ibu Aliya

Visi dan Misi Precious Indonesia (Permata Indonesia)

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

PERMATA NEGERIKU PERMATA HATIKU

PERMATA NEGERIKU
PERMATA HATIKU

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

Komunitas Sentra Batu Akik dan Permata Indonesia Pasar Segar Depok

Komunitas Sentra Batu Akik dan Permata Indonesia Pasar Segar Depok

Visi dan Misi Gerakan atau Kampanye Precious Indonesia :

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

  1. Menanamkan Kecintaan dan Kebanggaan terhadap Batuan Indonesia.
  2. Menyejajarkan bahkan melebihi Kualitas Batuan Asing (terutama pada menjaga kenaturalan tanpa Treatment).
  3. Merangsang Ide, Cita-Cita Penguatan Komunitas Batuan Lokal dan Mendorong terciptanya Pasar-Pasar Permata Lokal di seluruh daerah di Indonesia, dan menggarisbawahi 17.500 Pulau yang berpotensi memberikan manfaat bagi deposit atau sumber batuan mulia yang bisa dikelola oleh Masyarakat Adat, Komunitas Batuan Lokal terlebih dahulu. Dan Pemda sebagai Pengayom untuk menguatkan Perekonomian Komunal/Masyarakat Sekitar terlebih dahulu.
  4. Mendorong penguasaan Sumber Batuan Lokal, utamanya bagi Komunitas Batuan Lokal terlebih dahulu dan menentang Monopoli atau Pengepul Bermodal Kuat yang bersifat Bisnis Semata (Bisnis Harus Menguatkan Perekonomian Pemain Kecil).
  5. Mengembalikan Mind Set Definisi Batuan Mulia dan Permata dengan merujuk kepada Kualitas dan Nilai Kemuliaan kepada nilai tradisi dan lokal. Serta mendorong Pengenalan dan Pengklasifikasian Trade Name yang Mengedepankan Nama Lokal disertai Jenis Spesifikasi Gems Internasional di belakangnya, Nama Lokal disematkan untuk memberikan Apresiasi atau Penghargaan yang menambah Semangat Komunitas Lokal.
  6. Dengan berkembangnya Selera dan Trend Batuan Indonesia Oriented, serta Pasar Permata dan Batu Mulia di Indonesia, Kita Semua Berharap, Pusat Batuan Berkualitas akan berpindah dari Thailand ke Indonesia.
  7. Batuan Indonesia, harus menguasai Pasar Indonesia yang terdiri dari 250 juta jiwa dengan 60 persen angkatan muda Konsumtif. Serta Menyajikan Bahwa Permata Indonesia Sangat Prestige dan Precious.
  8. Siapapun, tidak terbatas golongan atau daerah tertentu, dimana saja dan kapan saja, semua yang memiliki Ide dan Kesamaan Visi dan Misi, berhak mengatasnamakan atau meng Insert Logo Precious Indonesia sebagai penyebaran rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap Permata Indonesia.

Komunitas Precious Indonesia

Bangga Batuan Lokal

Permata Negeriku, Permata Hatiku

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Batu Mulia Senilai Rp1,5 T Lebih

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Batu Mulia Senilai Rp1,5 T Lebih

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

bersama dengan Koebil Andesmoy IWAK Gemstone dan Riady Titian Pasundan

bersama dengan Koebil Andesmoy IWAK Gemstone dan Riady Titian Pasundan

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Kang Arwan Batuakik

Kang Arwan Batuakik

Komunitas Cakung Gemstone

Komunitas Cakung Gemstone

Tim Precious Indonesia diwawancarai oleh Radio Lite FM (bersama Sammy dan Andi Pacitan)

Tim Precious Indonesia diwawancarai oleh Radio Lite FM (bersama Sammy dan Andi Pacitan)

Pemberian Cinderamata dari Komunitas Grand Cakung Gems (GCG) saat Grand Launching kepada Wakil Walikota Jakarta Timur Bapak Drs. H. Husein Murad, M.Si berupa Batuan King Keladen Chalcedony yang langsung dikenakannya dengan Bangga dan berpesan agar Komunitas GCG Maju Terus dan SUKSES

Pemberian Cinderamata dari Komunitas Grand Cakung Gems (GCG) saat Grand Launching kepada Wakil Walikota Jakarta Timur Bapak Drs. H. Husein Murad, M.Si berupa Batuan King Keladen Chalcedony yang langsung dikenakannya dengan Bangga dan berpesan agar Komunitas GCG Maju Terus dan SUKSES

Riset pembentukan di Donorojo

Riset pembentukan di Donorojo

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014

Andi Pacitan dengan Temon di Lite FM - Jakarta

Andi Pacitan dengan Temon di Lite FM – Jakarta

 

Precious Indonesia di Blok M dengan Mr. Temon

Precious Indonesia di Blok M dengan Mr. Temon

10612870_10204978652767141_1449641917190356861_n

Precious Indonesia di Blok M dengan Adam Gitaris Band DOT

 

Blok M Gemstone Fair

Blok M Gemstone Fair

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Batu Mulia Senilai Rp1,5 T Lebih

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 6 Kontainer Batu Mulia Senilai Rp1,5 T Lebih

Indonesian Fire Opal by Precious INDONESIA

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

PERMATA NEGERIKU PERMATA HATIKU

PERMATA NEGERIKU
PERMATA HATIKU

INDONESIAN FIRE OPAL DAN KLASIFIKASI MENURUT WARNA by Mas Picis Rojobrono

Indonesian Fire Opal diketemukan menyusul penemuan White Opal, Red Opal, Matrix Opal dan Opal Chalcedony setelah banyak pihak mememokan Demam Keladen dan Ndasar Chalcedony Pacitan. Tambangnya masih dirahasiakan sementara untuk menghindari Eksploitasi-nya. Namun wilayah depositnya membentang antara Jawa Tengah dan Jawa Timur di bagian Selatan.

Diketemukan di Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Diketemukan di Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Indonesian Fire Opal Pengklasifikasian atau Penamaan Warna Yellow: SUNFLOWER (Bunga Matahari)

Indonesian Fire Opal Pengklasifikasian atau Penamaan Warna Yellow: SUNFLOWER (Bunga Matahari)

Indonesian Fire Opal berwarna Merah mengambil Nama Rekannya dari Chalcedony Pacitan, yakni: INDONESIAN FIRE OPAL RED BARON (Bangsawan Merah)

Indonesian Fire Opal berwarna Merah mengambil Nama Rekannya dari Chalcedony Pacitan, yakni: INDONESIAN FIRE OPAL RED BARON (Bangsawan Merah)

 

Indonesian Fire Opal Orange: FLAMINGO

Indonesian Fire Opal Orange: FLAMINGO

Fire Opal berwarna Green atau Greenish Yellow masuk Penamaan Warna: SUPERNOVA (Gelombang Bintang)

Fire Opal berwarna Green atau Greenish Yellow masuk Penamaan Warna: SUPERNOVA (Gelombang Bintang)

Brownish Red Indonesian Fire opal - Flamingo

Brownish Red Indonesian Fire opal – Flamingo

Indonesian Red Fire Opal - Red Baron

Indonesian Red Fire Opal – Red Baron

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia - Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia – Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

INDONESIAN FIRE OPAL VARIANT Donorojo - Pacitan - Jawa Timur

INDONESIAN FIRE OPAL VARIANT
Donorojo – Pacitan – Jawa Timur

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

 

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

 

 

Sejarah Penamaan Prince (Pangeran) Chalcedony Pacitan by Mas Picis Rojobrono

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

ASAL PENAMAAN PRINCE KELADEN atau PRINCE NDASAR atau PRINCE PACITAN untuk Batuan yang ditambang dari Pacitan oleh Mas Picis Rojobrono (Eko Suryo Putro)

Mbah Paiman Timbul dan Mas Picis Rojobrono

Mbah Paiman Timbul dan Mas Picis Rojobrono

Prince Pacitan Chalcedony ialah Chalcedony berwarna semu dengan Inden Kuning atau bila terkena sinar berubah warna menjadi Kuning

Prince Pacitan Chalcedony ialah Chalcedony berwarna semu dengan Inden Kuning atau bila terkena sinar berubah warna menjadi Kuning

Penamaan saya berikan untuk mengenang Jasa Pangeran Buwono Keling sebagai Pendiri Kota Pacitan

Pangeran Buwono Keling anak dari Bhre Kertabumi Wijaya Raja Majapahit, melarikan diri dari kejaran Demak dan Membuka Alas (Hutan) Pacitan…

Jasadnya dipisahkan oleh para pembunuhnya menjadi 3 Kuburan Terpisah karena dikuatirkan akan hidup kembali karena Ilmu Pancasona-nya…. Dipisah oleh Aliran Sungai Keladen

Saat akan dibunuh Pangeran Buwono Keling berkata “Lihatlah suatu saat nanti keturunanku akan menjadi penguasa Jawa….” dan terbukti akhirnya Presiden RI yang sekarang adalah keturunan dari Pangeran Buwono Keling

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Bila di Indoor warnanya Grey (Abu-Abu) namun saat terkena sinar akan berubah warna menjadi Golden

Bila di Indoor warnanya Grey (Abu-Abu) namun saat terkena sinar akan berubah warna menjadi Golden

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Wawancara dengan Radio Pacitan

Wawancara dengan Radio Pacitan

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle's Shell)

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle’s Shell)

Prince campur

Prince campur

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Princess Snow White Chalcedony from Indonesia oleh Mas Picis Rojobrono

BANGGA BATUAN LOKAL – PRECIOUS INDONESIA – PERMATA INDONESIA – PRIDE OF LOCAL GEMSTONES

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Best of Turtle’s Shell
Princess Ndasar Chalcedony Snow White

1462573_10202294699749993_898256250_o

Ditambang dari Bukit Ndasar dan Sungai Keladen

Ditambang dari Bukit Ndasar dan Sungai Keladen

544183_10202279265004134_404876690_n

1167109_10202096990167377_54275760_o

 

1015144_10201222457224600_44241988_o

1009308_10201217337376607_1437426661_o

Keladen

1008353_10201222503865766_878758177_o

King Keladen Chalcedony Golden Supreme – Colour Change oleh Mas Picis Rojobrono

BANGGA BATUAN LOKAL – PRECIOUS INDONESIA

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

 

1269523_10201857923630863_2032640175_o

Bisa diperhatikan perubahan warna sesuai Intensitas Cahaya

Under Shades

Under Shades

Indahnya Keladen

Indahnya Keladen

Cahaya Etalase

Cahaya Etalase

984240_10201144746441879_318546777_n

Batu sama Intensitas Cahaya berbeda maka Berubah Warna (Colour Changing)

976649_10201222562387229_223904922_o

Return of The King

Return of The King

Change Colour

Change Colour

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal _ Permata Negeriku Permata Hatiku

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014

King Keladen Chalcedony oleh Mas Picis Rojobrono

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

PERMATA NEGERIKU PERMATA HATIKU

PERMATA NEGERIKU
PERMATA HATIKU

BANGGA BATUAN LOKAL – PRECIOUS INDONESIA

PERMATA INDONESIA – PRIDE OF LOCAL GEMSTONES

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo, Pacitan - Jawa Timur - 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014


King Keladen Chalcedony Golden Supreme, Indonesian Golden Gems

Return of The King

Return of The King


Sejarah Batuan Pacitan King Keladen and Queen Ndasar Chalcedony

Mas Picis Rojobrono (Eko Suryo Putro) :
“Penulisan JURNAL sesuai dengan Saran dari Suhu Nugroho Gemologist (SKYLAB) saat saya bertemu dan membicarakan mengenai Batuan Nusantara di Tamini Square saat membawa contoh Specimen Yellow Chalcedony Pacitan.

DSC08373

Mbah Paiman Timbul – Sesepuh Batuan Pacitan, Angkatan atau Generasi Ketiga Perajin Batuan Pacitan

1167109_10202096990167377_54275760_o

(Berpose dengan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Aliya Hatta Yudhoyono, dengan Aji Indranata (DPRD Pacitan) dan rekan-rekan Paguyuban Laras Selo Phandemen Batu Mulia Pacitan di Pameran. Memperkenalkan dan Bangga Akan Batuan Indonesia)

Precious Indonesia Untreatment Unheated No Dyed 100% Natural

Precious Indonesia
Untreatment Unheated No Dyed 100% Natural

Batuan Pacitan King Keladen and Queen Ndasar Chalcedony
Penemuan bila ditelusuri sekitar 10 Tahun yang lalu informasi dari seorang pengasah batu terkenal Suparjo di Donorojo dan penelusuran dari Widat (Misgi Man) dan seorang Kolektor Batu Pak Purwadi di Pacitan, Specimen ini diketemukan oleh Mbah Paiman Timbul yaitu salah seorang pelaku dan tokoh batuan senior di Donorojo, Pacitan, Jawa Timur.

Pemberian Mbah Paiman Timbul kepada saya, berupa Batuan Sungai Keladen, sesuai permintaan saya saat meminta dengan menunjukkan Batuan Ndasar Chalcedony, yang diinformasikan oleh Widat sebagai Keladen. Kemudian Mbah Timbul menyerahkan penamaan kepada saya, dengan tujuan memberikan nama yang menarik.

Keladen

Sebagian Ragam Pacitan Chalcedony (Keladen dan Ndasar)

Namun penamaannya King Keladen dan Queen Ndasar bagi specimen lokal Yellow Chalcedony dan beberapa varian Chalcedony yang ditambang dari Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia ialah datang dari keinginan saya ingin menyelami dan berupaya memberikan perspektif yang sedikit ilmiah atau terstruktur.

Bersama Widat Misgi Man di Tahu Tuna Pak Ran. Semua bermula dari niat Widat dan Pak Purwadi, serta Kang Suparjo yang mengamanahkan agar memperkenalkan batuan Pacitan ke Dunia Batuan Indonesia

(berfoto bersama Widat di Tahu Tuna Pak Ran di Teleng Ria – Pacitan)

Hal ini bermula pada saat April 2013, datang ke Pacitan dalam liburan bulan madu saya bertemu dengan Widat (Misgi Man) dan diberikan sebuah sample specimen yang ditambang dari Bukit Ndasar Pacitan. Namun dalam pertemuan itu Widat salah menginformasikan temuan tersebut dan menyebut batu yang diberikan berasal dari Sungai Keladen. Sungai Keladen sendiri mengalir melintasi 5 wilayah di Punung Pacitan.

Widat mengatakan pada perkembangan sebelumnya dunia batuan Pacitan hanya menyebut specimen Chalcedony dengan nama Siwalan (Kolang-Kaling) dan ini membuat material ini kurang dihargai di Lokal. Padahal Konsumen luar negeri memburu Siwalan Kualitas Kinggi dan berani membayar mahal. Untuk Siwalan Kuning ini belum dilepas ke pasaran masih di protect oleh Komunitas Batuan Pacitan, dan material ini simpenan 10 tahun yang lalu hanya diketemukan 1 bongkah kecil.

Bahkan harga yang murah dan ketidaktahuan pasar dalam menghargai jenis batu ini membuat Eksploitasinya dilakukan secara tidak bermartabat dan membabi-buta.Dalam eksploitasi besar-besaran di jaman dahulu, kini akhirnya sampai pada hasil habisnya cadangan deposit di Pacitan.

Hal ini bisa diketahui, bahwa para perajin Lokal hingga sampai mengais-ngais kembali timbunan sampah sisa-sisa pemotongan dahulu. Kalaupun ada di alamnya sendiri, sangatlah sukar untuk menemukan bahan sebesar jempol tangan. Adapun bila ada ialah simpanan para tokoh batu yang sudah menimbunnya selama 10 tahun sebelumnya. Bahkan ada variant warna masuk ke golongan “sangat-sangat langka”.

Jatuh cinta dengan pemberian kenang-kenangan dari Widat berupa batu dari Bukit Ndasar, saya mengharapkan bisa memiliki lebih banyak batuan tersebut untuk diperkenalkan ke dunia gems lokal khususnya dan internasional umumnya. Adapun specimen yang didapatkan pertama kali memiliki warna yang muda dan bias sinar yang lembut, namun inklusi dalamnya menunjukkan serat yang kasar. Belakangan ciri serat seperti itu diketahui dengan nama fenomena “punggung/cangkang kura-kura”.

Dengan Mbah Paiman Timbul di Donorojo, Pacitan Jawa Timur

Berbekal contoh batuan tersebut, saya menemui tokoh senior batuan Pacitan Mbah Paiman Timbul di Donorojo. Saat menunjukkan contoh specimen tersebut saya mengatakan ingin memperkenalkan jenis specimen ini dan berjanji ingin menyematkan nama khusus pada batuan Pacitan ini dan menghidupkan kembali dunia batu Pacitan yang sedang lesu.

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Mbah Timbul menyambut baik dan meng-amanah-kan mengeluarkan material simpanannya selama 10 tahun yaitu batu yang didapatnya dari Sungai Keladen yang tidak pernah diketahui beredar secara luas. Bisa dikatakan penemunya ialah Mbah Paiman Timbul. Namun mengenai penamaan Mbah Paiman Timbul menyerahkan kepada saya untuk menamai material simpananya tersebut.

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

 

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

Dahulu 10 tahun sebelumnya ada pengalaman menarik yang diceritakan Widat, dan kemudian ditelusuri dengan pengumpulan informasi dari Arif Putro Lawu juga. Bahwa specimen ini pernah terjual dengan harga 8 juta rupiah di Kalimantan. Bahkan ada sample yang dimiliki Arif dibawa ke Kalimantan dan dikenakan oleh para penambang emas disana. Batu yang berwarna keemasan ini dianggap memiliki energi atau aura hoki (keberuntungan) yang terkenal. Para penambang emas mengatakan jika tidak mengenakan batu ini hasil perburuan emas mereka sering tidak menemui hasil, namun berbeda dengan saat mengenakan, hasil pendulangan emas tradisional mereka bisa mendapatkan emas seberat 22 gram per hari. Bahkan informasi dari Arif menyebutkan pernah ada pengusaha Malaysia yang menginginkan batu ini dan berniat menukarkan 1 Truknya namun penambang emas yang memilikinya menolak, karena batuan ini dianggap sebagai kecintaannya, hoki dan lekat dengan profesinya yang berhubungan dengan Emas.

Ada kebingungan yang terjadi dalam membedakan ciri batuan yang ditambang dari bukit dan sungai. Setelah dibawa ke Jakarta, saya menemui beberapa Lab, dan berusaha mencari perbedaannya. Kemudian didapatkan analisis dari Ridwan assistant Benny Hoo dari BIG Lab Jakarta Gems Center Rawabening menyebut bahwa yang dari Bukit serat atau inklusinya lebih kasar dari serat yang ditambang dari Sungai.

Dengan Assistant Beny Hoo BIG Lab Pak Ridwan

Memo keluaran BIG Lab Rawabening, Origin Country: Indonesia

Kemudian Ridwan membeli 5 buah sample dan mengirim 2 buah ke cabang BIG di Surabaya, 1 untuk di cabang Rawabening dan 1 untuk di cabang Gajah Mada Plaza.

1 buah dikirim ke Singapura, kemudian Kantor Pusat BIG Singapura memutuskan untuk mengirim ke Jepang untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan di Jepang, Specimen King Keladen murni Chalcedony dan untuk warna tidak terdapat irradiation. Namun untuk warna “CAN NOT DETERMINE” (tidak dapat ditentukan). Entah mengapa keluar catatan seperti ini. Sehingga dalam pemeriksaannya nanti di BIG bila disertifikatkan/di memo akan keluar catatan *Color can not determine.

1015144_10201222457224600_44241988_o

Dengan Suhu Om Nugroho Gemologist di Kantor SKY Lab Tamini Square

GemTag keluaran SKY Lab Tamini Square Origin Country: Indonesia

Sementara Nugroho Gemologist dari SKY Lab, menyebut:
“Origin Chalcedony (Keladen) yang ditambang dari Pacitan terbagi menjadi 2 buah sumber… tambang di Bukit sebagai tambang Primer dan tambang di Sungai sebagai tambang Sekunder…. ”

Bagi Om Nugroho pendiri SKY Lab di Tamini Square, serat yang dari Sungai Lebih bagus… karena sudah bersentuhan dengan Material lain yang terkandung di Sungai sehingga lebih kaya Mineral.

Pada kenyataannya sumber primer dan sekunder sama-sama Langkanya, banyak yang salah mengira dan menggolongkan Queen Ndasar sebagai King Keladen dan penggolongan warnanya.

INSPIRASI:
Pengambilan nama KING (Raja) saya ambil dari Raja Majapahit Bhre Kertabumi Wijaya, ayahanda dari Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan.

Sementara pengambilan nama QUEEN (Ratu) saya ambil dari Mitos/Legenda Kanjeng Ratu Kidul yang akrab di Pesisir Laut Selatan Jawa yang melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Pacitan.

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Pengambilan nama Prince (Pangeran) saya ambil dari Pangeran Buwono Keling pendiri Kota Pacitan, yang melarikan diri dari kejaran pasukan Demak saat Majapahit runtuh. Membuka wilayah Hutan Pacitan menjadi sebuah pemukiman untuk ditinggali.

Pengambilan nama Princess (Putri) berasal dari keindahan warna putih, yang mengingatkan saya kepada Putri Salju (Snow White).

 

CIRI Chalcedony Pacitan memiliki 3 ciri
Baik ciri itu dimiliki masing-masing 1, bisa ada 2 dan bisa 3. Misalnya ketiga ciri itu:

1462573_10202294699749993_898256250_o

Serat Punggung Kura-Kura atau Turtle’s Shell sebagai salah satu ciri dari Chalcedony Pacitan. Pada Gambar contoh serat di Snow White

1. Motif Punggung Kura-Kura.

2. Klep Seperti Moonstone (main klepnya)

3. Klep seperti Cat’s Eye (ini berupa klep Garis memanjang, ada yang penuh, ada yang tidak penuh dari ujung vertikal ke ujung lainnya)

Perubahan Warna atau Colour Chande secara Drastis sebagai ciri ke 4.

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme perubahan warna bila terkena cahaya atau sinar yang berbeda paling mudah dicermati di Golden Supreme

4. Banyak yang belum mengerti Ciri Keladen yang ke Empat: Keladen memiliki kemampuan menyerap sinar yang baik, hingga susunan lapisan-nya mampu terlihat dengan jelas… dikarenakan reaksi dalam menyerap sinar yang baik ini… maka Keladen memiliki perubahan warna yang drastis, tergantung dari Intensitas Cahaya yang masuk, sehingga menimbulkan Bi-Colour atau Tri Colour Change… (ini dikonfirmasi oleh yang membeli King Keladen Chalcedony – Golden Supreme).

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme

Sekilas dari Foto sangat mirip dengan ciri-ciri yang dimiliki Anggur (Chalcedony) dari Baturaja. Ciri Khusus Deposit Chalcedony Pacitan ialah warnanya lebih lembut, jernih dan tingkat kekristalannya mampu menyerap cahaya yang banyak. Mungkin ada beberapa kesamaan bila dari kedua deposit ini disejajarkan. Saya sendiri tidak menguasai Batuan dari Baturaja dan kemungkinan pendapat subyektif saya bisa salah.

Deposit rata-rata Chalcedony Pacitan dikuasai warna Semu dan yang langka ialah Semu keemasan yang kuat pendaran bias sinarnya, yang saya sebut – Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik).

 

KLASIFIKASI Warna, saya membagi tingkatan warna sebagai berikut:

1. Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik) untuk warna yang Keemasan (Yellow Chalcedony)

1044367_10201358630548848_753778010_n

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme

 

King Keladen Chalcedony - Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

King Keladen Chalcedony – Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

2. Supreme Sunrise (Sinar Mentari Pagi Terbaik) untuk warna Kuning Muda (Light Yellow Chalcedony)

Supreme Sunrise

Supreme Sunrise

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini... Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini… Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini... Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini (nomer 2 dari kiri dan paling kanan) paling kiri ialah Snow White dan nomer 3 dari kiri ialah Prince Pacitan (Blue Chalcedony) dengan warna semu kebiruan

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini… Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini (nomer 2 dari kiri dan paling kanan) paling kiri ialah Snow White dan nomer 3 dari kiri ialah Prince Pacitan (Blue Chalcedony) dengan warna semu kebiruan

3. Red Baron (Bangsawan Merah) untuk warna Merah Keemasan (Golden Reddish) ditambahkan Watu-Watu Pacitan (Deny Dwi Kristianto) menemukan specimen Chalcedony berwarna merah di Bukit Ndasar dalam pencariannya selama 3 hari.

1149176_10202034220518175_1615318230_o

a-red-koleksi-sby

IMG_4681

Bangsawan Merah (Red Baron) Chalcedony Pacitan

Bangsawan Merah (Red Baron) Chalcedony Pacitan

4. Princess Snow White (Putih Salju/Putri Salju) untuk warna Putih (White Chalcedony) bila berasal dari bukit akan disebut Princess Ndasar Chalcedony – Snow White bila dari sungai akan disebut Princess Keladen Chalcedony – Snow White.

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Ditambang dari Bukit Ndasar dan Sungai Keladen, Snow White berserat bersih

544183_10202279265004134_404876690_n

Snow White berserat Punggung Kura-Kura

 

5. Untuk warna-warna lainnya yang semu Kehijauan, Pink, Abu-Abu, Kuning atau semu lainnya, saat disenter/dikenai sinar baru berubah kuning muda. dan lainnya dimasukkan dalam pengklasifikasian warna dengan sebutan bakal Calon Raja yaitu Prince (Pangeran). Kemudian diikuti asal tambang dari bukit Prince Ndasar dan dari sungai Prince Keladen.

 

6. Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) untuk variant Orangy Yellow Chalcedony.

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

 

Penambahan Klasifikasi Red Baron:
Penyebutan Red Baron sendiri berasal dari diskusi saya dengan Deny (Watu-watu Pacitan) dia yang menemukan variant Chalcedony sangat kristal dan sangat menarik sekali, hasil pencariannya dia turun naik mengitari selama 3 hari di Bukit Ndasar. Maka dari perbincangan itu disepakati penamaan yang mewakili warna yang Keemasan namun condong ke Merah (Golden Reddish).

Warna ini sangat berbeda sekali dengan yang beredar di pasaran, di pasaran warna Chalcedony-nya lebih ke warna Cempaka atau Kenanga dan sepengetahuan saya dan Deny, Chalcedony yang berwarna Red Baron belum ada yang representatif di pasaran seperti penggolongan mereka berdua.

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan masuk ke Klasifikasi Prince:
Warna Hijau Pacitan yang legendaris berusaha dicari kembali oleh Arif Putro Lawu. Pada kenyataannya yang dimaksud Hijau Pacitan (semu Kehijauan) yang dimiliki oleh Arif dan Pambalah Batung Jogja (Subianor) saya masukkan dalam klasifikasi Prince. Baik yang Prince Ndasar maupun Prince Keladen. Walaupun demikian material Prince tersebut sesungguhnya juga masuk kategori langka. Dikarenakan material Hijau Pacitan sudah habis dikarenakan eksploitasi besar-besaran di masa lalu dan biasanya jatuh ke tangan para Kolektor Elit Batuan Nusantara.

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle's Shell)

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle’s Shell)

Penambahan Klasifikasi Supreme Sunset:
Penyebutan warna atau klasifikasi warna baru ditambahkan saya ialah Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) datang dari diangkatnya variant warna Orangy Yellow Chalcedony oleh Kang Arwan Batuakik yang mendapat batuan dari Bukit Ndasar dari penemunya Sisok di Donorojo.

Indahnya Keladen

Indahnya Keladen

MERAMBAH MANCANEGARA

Perjuangan Kang Arwan Batuakik mempopulerkan Batuan Keladen ke Thailand

Perjuangan Kang Arwan Batuakik mempopulerkan Batuan Keladen ke Thailand

King Picis Tomato - Klasifikasi Penamaan Pacitan Carnelian Chalcedony yang berwarna Cerah dari Kang Arwan Solo

King Picis Tomato – Klasifikasi Penamaan Pacitan Carnelian Chalcedony yang berwarna Cerah dari Kang Arwan Solo

Adapun yang memperkenalkan Specimen Pacitan Keladen dan Ndasar ke dunia Internasional, seperti Malaysia, Singapura, Perancis, Amerika dan Taiwan serta lainnya ialah Kang Arwan Batuakik dan rekan-rekan lainnya di Solo. Saya berterimakasih, bahkan dalam penjualannya di Thailand, Supreme Sunset dan Red Baron (warna yang diterima pasar) dinamai dengan King Picis Tomato, mengambil dari nama panggilan saya.

Collector Elit Batuan Nusantara dan Manca Negara

Collector Elit Batuan Nusantara dan Manca Negara

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia - Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia – Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

 

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Donorojo Rumah Mbah Timbul dengan Om YDE Herman Solo, Mas Parjo, Mbah Timbul dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo Rumah Mbah Timbul dengan Om YDE Herman Solo, Mas Parjo, Mbah Timbul dan Subi Pambalah Jogja

Precious Indonesia

Precious Indonesia

10675765_10204699310143750_6414884511332392517_n

10917318_10205341995610485_2839527148647906526_n

12342326_10207951856695381_4102091771137799565_n

Berfoto bersama saat Kontes Batuan Pacitan November 2015

Komunitas Cakung

Komunitas Cakung

http://google-site-verification: googleba6eabbe709e8b60.html

“Beberapa Video dari Variant Specimen Indonesian Yellow Chalcedony