Sejarah Penamaan King Keladen Chalcedony Golden Supreme Oleh Mas Picis Rojobrono

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

PERMATA NEGERIKU PERMATA HATIKU

PERMATA NEGERIKU
PERMATA HATIKU

FILSAFAT DIBALIK EMAS TERBAIK (Golden Supreme) Siwalan Emas:

Return of The King

Return of The King

Permata Negeriku Permata Hatiku

Permata Negeriku Permata Hatiku


Sunan Bonang: Kalau kamu mau emas lihatlah itu emas di atas pohon 
(sambil menunjuk Pohon Siwalan)

Raden Said (Perampok Lokajaya) bakal Walisongo bergelar Sunan Kalijaga terkesima…

Seketika di atas pohon aren (Siwalan) yang ditunjuk… buah-buah Siwalan berubah menjadi Emas Berkilauan (Siwalan Emas)…
1044367_10201358630548848_753778010_n

Sang Raden Said kemudian memanjat dan jatuh… segera tersadar dengan siapa ia berhadapan… Buah Siwalan Emas tadi berubah menjadi Buah Siwalan biasa…

Sunan Bonang: Kalau kamu mau menolong penduduk dan masyarakat… gunakanlah Uang Halal dan Hasil Kerja Keras…. ajarilah penduduk bekerja dan memutar otak…

Akhirnya si Perampok Lokajaya (Raden Said) menjadi murid Sunan Bonang dan suatu saat akan dikenal dengan nama Sunan Kalijaga.. karena setia menjaga Amanah Sunan Bonang menjagai tongkatnya di sebuah sungai sebagai ujian…

Sunan Kalijaga kemudian dikisahkan menyadarkan seorang pejabat dengan menyindir pejabat yang rakus.. dengan memberikan tanah yang dirubah menjadi Emas…

Ini menyiratkan… Kekayaan Bumi Pertiwi jika dikelola dengan Kerja Keras dan Cara yang Baik… tentu akan menghasilkan Kemakmuran Bagi Yang Mau Bekerja Kerasa dan Berusaha.. bukan menengadahkan tangan atau menyalahkan pihak lain…

Seperti Filosofis Kali atau Sungai… sang Sunan Kalijaga. Siwalan Emas Pacitan dihasilkan dari Sungai Keladen dan bila ditilik Filosofis namanya bisa diartikan sebagai Kaledonia atau Kalsedon Golden (Keladen).

Emas dalam bentuk Batuan, Inilah Kualitas Emas Terbaik (Golden Supreme) King Keladen Chalcedony deposit Pacitan, Jawa Timur

Emas dalam bentuk Batuan, Inilah Kualitas Emas Terbaik (Golden Supreme) King Keladen Chalcedony deposit Pacitan, Jawa Timur

King Keladen Chalcedony - Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

King Keladen Chalcedony – Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia - Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia – Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Komunitas Sentra Batu Akik dan Permata Indonesia Pasar Segar Depok

Komunitas Sentra Batu Akik dan Permata Indonesia Pasar Segar Depok

Tertanda

TIM PRECIOUS INDONESIA

 

Sejarah Penamaan Prince (Pangeran) Chalcedony Pacitan by Mas Picis Rojobrono

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

ASAL PENAMAAN PRINCE KELADEN atau PRINCE NDASAR atau PRINCE PACITAN untuk Batuan yang ditambang dari Pacitan oleh Mas Picis Rojobrono (Eko Suryo Putro)

Mbah Paiman Timbul dan Mas Picis Rojobrono

Mbah Paiman Timbul dan Mas Picis Rojobrono

Prince Pacitan Chalcedony ialah Chalcedony berwarna semu dengan Inden Kuning atau bila terkena sinar berubah warna menjadi Kuning

Prince Pacitan Chalcedony ialah Chalcedony berwarna semu dengan Inden Kuning atau bila terkena sinar berubah warna menjadi Kuning

Penamaan saya berikan untuk mengenang Jasa Pangeran Buwono Keling sebagai Pendiri Kota Pacitan

Pangeran Buwono Keling anak dari Bhre Kertabumi Wijaya Raja Majapahit, melarikan diri dari kejaran Demak dan Membuka Alas (Hutan) Pacitan…

Jasadnya dipisahkan oleh para pembunuhnya menjadi 3 Kuburan Terpisah karena dikuatirkan akan hidup kembali karena Ilmu Pancasona-nya…. Dipisah oleh Aliran Sungai Keladen

Saat akan dibunuh Pangeran Buwono Keling berkata “Lihatlah suatu saat nanti keturunanku akan menjadi penguasa Jawa….” dan terbukti akhirnya Presiden RI yang sekarang adalah keturunan dari Pangeran Buwono Keling

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Bila di Indoor warnanya Grey (Abu-Abu) namun saat terkena sinar akan berubah warna menjadi Golden

Bila di Indoor warnanya Grey (Abu-Abu) namun saat terkena sinar akan berubah warna menjadi Golden

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Wawancara dengan Radio Pacitan

Wawancara dengan Radio Pacitan

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle's Shell)

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle’s Shell)

Prince campur

Prince campur

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

King Keladen Chalcedony oleh Mas Picis Rojobrono

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

Deklarasi Perwakilan Precious Indonesia di 10 Propinsi dan 20 Kabupaten

PERMATA NEGERIKU PERMATA HATIKU

PERMATA NEGERIKU
PERMATA HATIKU

BANGGA BATUAN LOKAL – PRECIOUS INDONESIA

PERMATA INDONESIA – PRIDE OF LOCAL GEMSTONES

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo, Pacitan - Jawa Timur - 19 Oktober 2013

Pertemuan Pertama Tim Precious Indonesia di Donorojo 19 Oktober 2013

Festival Batuan Pacitan 2014

Festival Batuan Pacitan 2014


King Keladen Chalcedony Golden Supreme, Indonesian Golden Gems

Return of The King

Return of The King


Sejarah Batuan Pacitan King Keladen and Queen Ndasar Chalcedony

Mas Picis Rojobrono (Eko Suryo Putro) :
“Penulisan JURNAL sesuai dengan Saran dari Suhu Nugroho Gemologist (SKYLAB) saat saya bertemu dan membicarakan mengenai Batuan Nusantara di Tamini Square saat membawa contoh Specimen Yellow Chalcedony Pacitan.

DSC08373

Mbah Paiman Timbul – Sesepuh Batuan Pacitan, Angkatan atau Generasi Ketiga Perajin Batuan Pacitan

1167109_10202096990167377_54275760_o

(Berpose dengan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Aliya Hatta Yudhoyono, dengan Aji Indranata (DPRD Pacitan) dan rekan-rekan Paguyuban Laras Selo Phandemen Batu Mulia Pacitan di Pameran. Memperkenalkan dan Bangga Akan Batuan Indonesia)

Precious Indonesia Untreatment Unheated No Dyed 100% Natural

Precious Indonesia
Untreatment Unheated No Dyed 100% Natural

Batuan Pacitan King Keladen and Queen Ndasar Chalcedony
Penemuan bila ditelusuri sekitar 10 Tahun yang lalu informasi dari seorang pengasah batu terkenal Suparjo di Donorojo dan penelusuran dari Widat (Misgi Man) dan seorang Kolektor Batu Pak Purwadi di Pacitan, Specimen ini diketemukan oleh Mbah Paiman Timbul yaitu salah seorang pelaku dan tokoh batuan senior di Donorojo, Pacitan, Jawa Timur.

Pemberian Mbah Paiman Timbul kepada saya, berupa Batuan Sungai Keladen, sesuai permintaan saya saat meminta dengan menunjukkan Batuan Ndasar Chalcedony, yang diinformasikan oleh Widat sebagai Keladen. Kemudian Mbah Timbul menyerahkan penamaan kepada saya, dengan tujuan memberikan nama yang menarik.

Keladen

Sebagian Ragam Pacitan Chalcedony (Keladen dan Ndasar)

Namun penamaannya King Keladen dan Queen Ndasar bagi specimen lokal Yellow Chalcedony dan beberapa varian Chalcedony yang ditambang dari Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia ialah datang dari keinginan saya ingin menyelami dan berupaya memberikan perspektif yang sedikit ilmiah atau terstruktur.

Bersama Widat Misgi Man di Tahu Tuna Pak Ran. Semua bermula dari niat Widat dan Pak Purwadi, serta Kang Suparjo yang mengamanahkan agar memperkenalkan batuan Pacitan ke Dunia Batuan Indonesia

(berfoto bersama Widat di Tahu Tuna Pak Ran di Teleng Ria – Pacitan)

Hal ini bermula pada saat April 2013, datang ke Pacitan dalam liburan bulan madu saya bertemu dengan Widat (Misgi Man) dan diberikan sebuah sample specimen yang ditambang dari Bukit Ndasar Pacitan. Namun dalam pertemuan itu Widat salah menginformasikan temuan tersebut dan menyebut batu yang diberikan berasal dari Sungai Keladen. Sungai Keladen sendiri mengalir melintasi 5 wilayah di Punung Pacitan.

Widat mengatakan pada perkembangan sebelumnya dunia batuan Pacitan hanya menyebut specimen Chalcedony dengan nama Siwalan (Kolang-Kaling) dan ini membuat material ini kurang dihargai di Lokal. Padahal Konsumen luar negeri memburu Siwalan Kualitas Kinggi dan berani membayar mahal. Untuk Siwalan Kuning ini belum dilepas ke pasaran masih di protect oleh Komunitas Batuan Pacitan, dan material ini simpenan 10 tahun yang lalu hanya diketemukan 1 bongkah kecil.

Bahkan harga yang murah dan ketidaktahuan pasar dalam menghargai jenis batu ini membuat Eksploitasinya dilakukan secara tidak bermartabat dan membabi-buta.Dalam eksploitasi besar-besaran di jaman dahulu, kini akhirnya sampai pada hasil habisnya cadangan deposit di Pacitan.

Hal ini bisa diketahui, bahwa para perajin Lokal hingga sampai mengais-ngais kembali timbunan sampah sisa-sisa pemotongan dahulu. Kalaupun ada di alamnya sendiri, sangatlah sukar untuk menemukan bahan sebesar jempol tangan. Adapun bila ada ialah simpanan para tokoh batu yang sudah menimbunnya selama 10 tahun sebelumnya. Bahkan ada variant warna masuk ke golongan “sangat-sangat langka”.

Jatuh cinta dengan pemberian kenang-kenangan dari Widat berupa batu dari Bukit Ndasar, saya mengharapkan bisa memiliki lebih banyak batuan tersebut untuk diperkenalkan ke dunia gems lokal khususnya dan internasional umumnya. Adapun specimen yang didapatkan pertama kali memiliki warna yang muda dan bias sinar yang lembut, namun inklusi dalamnya menunjukkan serat yang kasar. Belakangan ciri serat seperti itu diketahui dengan nama fenomena “punggung/cangkang kura-kura”.

Dengan Mbah Paiman Timbul di Donorojo, Pacitan Jawa Timur

Berbekal contoh batuan tersebut, saya menemui tokoh senior batuan Pacitan Mbah Paiman Timbul di Donorojo. Saat menunjukkan contoh specimen tersebut saya mengatakan ingin memperkenalkan jenis specimen ini dan berjanji ingin menyematkan nama khusus pada batuan Pacitan ini dan menghidupkan kembali dunia batu Pacitan yang sedang lesu.

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo bersama dengan Mbah Timbul, Mas Parjo dan Subi Pambalah Jogja

Mbah Timbul menyambut baik dan meng-amanah-kan mengeluarkan material simpanannya selama 10 tahun yaitu batu yang didapatnya dari Sungai Keladen yang tidak pernah diketahui beredar secara luas. Bisa dikatakan penemunya ialah Mbah Paiman Timbul. Namun mengenai penamaan Mbah Paiman Timbul menyerahkan kepada saya untuk menamai material simpananya tersebut.

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

 

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

Diwawancarai oleh Radio Pacitan FM bersama dengan Deni Watu-Watu Pacitan, Kang Suparjo dan Arif Putro Lawu

Dahulu 10 tahun sebelumnya ada pengalaman menarik yang diceritakan Widat, dan kemudian ditelusuri dengan pengumpulan informasi dari Arif Putro Lawu juga. Bahwa specimen ini pernah terjual dengan harga 8 juta rupiah di Kalimantan. Bahkan ada sample yang dimiliki Arif dibawa ke Kalimantan dan dikenakan oleh para penambang emas disana. Batu yang berwarna keemasan ini dianggap memiliki energi atau aura hoki (keberuntungan) yang terkenal. Para penambang emas mengatakan jika tidak mengenakan batu ini hasil perburuan emas mereka sering tidak menemui hasil, namun berbeda dengan saat mengenakan, hasil pendulangan emas tradisional mereka bisa mendapatkan emas seberat 22 gram per hari. Bahkan informasi dari Arif menyebutkan pernah ada pengusaha Malaysia yang menginginkan batu ini dan berniat menukarkan 1 Truknya namun penambang emas yang memilikinya menolak, karena batuan ini dianggap sebagai kecintaannya, hoki dan lekat dengan profesinya yang berhubungan dengan Emas.

Ada kebingungan yang terjadi dalam membedakan ciri batuan yang ditambang dari bukit dan sungai. Setelah dibawa ke Jakarta, saya menemui beberapa Lab, dan berusaha mencari perbedaannya. Kemudian didapatkan analisis dari Ridwan assistant Benny Hoo dari BIG Lab Jakarta Gems Center Rawabening menyebut bahwa yang dari Bukit serat atau inklusinya lebih kasar dari serat yang ditambang dari Sungai.

Dengan Assistant Beny Hoo BIG Lab Pak Ridwan

Memo keluaran BIG Lab Rawabening, Origin Country: Indonesia

Kemudian Ridwan membeli 5 buah sample dan mengirim 2 buah ke cabang BIG di Surabaya, 1 untuk di cabang Rawabening dan 1 untuk di cabang Gajah Mada Plaza.

1 buah dikirim ke Singapura, kemudian Kantor Pusat BIG Singapura memutuskan untuk mengirim ke Jepang untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan di Jepang, Specimen King Keladen murni Chalcedony dan untuk warna tidak terdapat irradiation. Namun untuk warna “CAN NOT DETERMINE” (tidak dapat ditentukan). Entah mengapa keluar catatan seperti ini. Sehingga dalam pemeriksaannya nanti di BIG bila disertifikatkan/di memo akan keluar catatan *Color can not determine.

1015144_10201222457224600_44241988_o

Dengan Suhu Om Nugroho Gemologist di Kantor SKY Lab Tamini Square

GemTag keluaran SKY Lab Tamini Square Origin Country: Indonesia

Sementara Nugroho Gemologist dari SKY Lab, menyebut:
“Origin Chalcedony (Keladen) yang ditambang dari Pacitan terbagi menjadi 2 buah sumber… tambang di Bukit sebagai tambang Primer dan tambang di Sungai sebagai tambang Sekunder…. ”

Bagi Om Nugroho pendiri SKY Lab di Tamini Square, serat yang dari Sungai Lebih bagus… karena sudah bersentuhan dengan Material lain yang terkandung di Sungai sehingga lebih kaya Mineral.

Pada kenyataannya sumber primer dan sekunder sama-sama Langkanya, banyak yang salah mengira dan menggolongkan Queen Ndasar sebagai King Keladen dan penggolongan warnanya.

INSPIRASI:
Pengambilan nama KING (Raja) saya ambil dari Raja Majapahit Bhre Kertabumi Wijaya, ayahanda dari Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan.

Sementara pengambilan nama QUEEN (Ratu) saya ambil dari Mitos/Legenda Kanjeng Ratu Kidul yang akrab di Pesisir Laut Selatan Jawa yang melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Pacitan.

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Makam Pangeran Buwono Keling Pendiri Kota Pacitan. Tubuhnya dipisahkan aliran Sungai Keladen karena ditakutkan Hidup kembali akibat memiliki Ilmu Pancasona

Pengambilan nama Prince (Pangeran) saya ambil dari Pangeran Buwono Keling pendiri Kota Pacitan, yang melarikan diri dari kejaran pasukan Demak saat Majapahit runtuh. Membuka wilayah Hutan Pacitan menjadi sebuah pemukiman untuk ditinggali.

Pengambilan nama Princess (Putri) berasal dari keindahan warna putih, yang mengingatkan saya kepada Putri Salju (Snow White).

 

CIRI Chalcedony Pacitan memiliki 3 ciri
Baik ciri itu dimiliki masing-masing 1, bisa ada 2 dan bisa 3. Misalnya ketiga ciri itu:

1462573_10202294699749993_898256250_o

Serat Punggung Kura-Kura atau Turtle’s Shell sebagai salah satu ciri dari Chalcedony Pacitan. Pada Gambar contoh serat di Snow White

1. Motif Punggung Kura-Kura.

2. Klep Seperti Moonstone (main klepnya)

3. Klep seperti Cat’s Eye (ini berupa klep Garis memanjang, ada yang penuh, ada yang tidak penuh dari ujung vertikal ke ujung lainnya)

Perubahan Warna atau Colour Chande secara Drastis sebagai ciri ke 4.

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme perubahan warna bila terkena cahaya atau sinar yang berbeda paling mudah dicermati di Golden Supreme

4. Banyak yang belum mengerti Ciri Keladen yang ke Empat: Keladen memiliki kemampuan menyerap sinar yang baik, hingga susunan lapisan-nya mampu terlihat dengan jelas… dikarenakan reaksi dalam menyerap sinar yang baik ini… maka Keladen memiliki perubahan warna yang drastis, tergantung dari Intensitas Cahaya yang masuk, sehingga menimbulkan Bi-Colour atau Tri Colour Change… (ini dikonfirmasi oleh yang membeli King Keladen Chalcedony – Golden Supreme).

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme

Sekilas dari Foto sangat mirip dengan ciri-ciri yang dimiliki Anggur (Chalcedony) dari Baturaja. Ciri Khusus Deposit Chalcedony Pacitan ialah warnanya lebih lembut, jernih dan tingkat kekristalannya mampu menyerap cahaya yang banyak. Mungkin ada beberapa kesamaan bila dari kedua deposit ini disejajarkan. Saya sendiri tidak menguasai Batuan dari Baturaja dan kemungkinan pendapat subyektif saya bisa salah.

Deposit rata-rata Chalcedony Pacitan dikuasai warna Semu dan yang langka ialah Semu keemasan yang kuat pendaran bias sinarnya, yang saya sebut – Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik).

 

KLASIFIKASI Warna, saya membagi tingkatan warna sebagai berikut:

1. Golden Supreme (Emas Tertinggi/Terbaik) untuk warna yang Keemasan (Yellow Chalcedony)

1044367_10201358630548848_753778010_n

Emas Tertinggi/Terbaik atau Golden Supreme

 

King Keladen Chalcedony - Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

King Keladen Chalcedony – Golden Supreme (Emas Terbaik) Pacitan

2. Supreme Sunrise (Sinar Mentari Pagi Terbaik) untuk warna Kuning Muda (Light Yellow Chalcedony)

Supreme Sunrise

Supreme Sunrise

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini... Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini… Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini... Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini (nomer 2 dari kiri dan paling kanan) paling kiri ialah Snow White dan nomer 3 dari kiri ialah Prince Pacitan (Blue Chalcedony) dengan warna semu kebiruan

Banyak Orang Meremehkan Semu Tipis Supreme Sunrise bahkan Hingga Saat ini… Padahal setelah Naik Ring akan Terlihat seperti ini (nomer 2 dari kiri dan paling kanan) paling kiri ialah Snow White dan nomer 3 dari kiri ialah Prince Pacitan (Blue Chalcedony) dengan warna semu kebiruan

3. Red Baron (Bangsawan Merah) untuk warna Merah Keemasan (Golden Reddish) ditambahkan Watu-Watu Pacitan (Deny Dwi Kristianto) menemukan specimen Chalcedony berwarna merah di Bukit Ndasar dalam pencariannya selama 3 hari.

1149176_10202034220518175_1615318230_o

a-red-koleksi-sby

IMG_4681

Bangsawan Merah (Red Baron) Chalcedony Pacitan

Bangsawan Merah (Red Baron) Chalcedony Pacitan

4. Princess Snow White (Putih Salju/Putri Salju) untuk warna Putih (White Chalcedony) bila berasal dari bukit akan disebut Princess Ndasar Chalcedony – Snow White bila dari sungai akan disebut Princess Keladen Chalcedony – Snow White.

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony saat dijemur di terik matahari Tanjung Priok

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Princess Snow White Keladen Chalcedony Indoor

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Princess Snow White Keladen Chalcedony

Ditambang dari Bukit Ndasar dan Sungai Keladen, Snow White berserat bersih

544183_10202279265004134_404876690_n

Snow White berserat Punggung Kura-Kura

 

5. Untuk warna-warna lainnya yang semu Kehijauan, Pink, Abu-Abu, Kuning atau semu lainnya, saat disenter/dikenai sinar baru berubah kuning muda. dan lainnya dimasukkan dalam pengklasifikasian warna dengan sebutan bakal Calon Raja yaitu Prince (Pangeran). Kemudian diikuti asal tambang dari bukit Prince Ndasar dan dari sungai Prince Keladen.

 

6. Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) untuk variant Orangy Yellow Chalcedony.

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

Supreme Sunset

 

Penambahan Klasifikasi Red Baron:
Penyebutan Red Baron sendiri berasal dari diskusi saya dengan Deny (Watu-watu Pacitan) dia yang menemukan variant Chalcedony sangat kristal dan sangat menarik sekali, hasil pencariannya dia turun naik mengitari selama 3 hari di Bukit Ndasar. Maka dari perbincangan itu disepakati penamaan yang mewakili warna yang Keemasan namun condong ke Merah (Golden Reddish).

Warna ini sangat berbeda sekali dengan yang beredar di pasaran, di pasaran warna Chalcedony-nya lebih ke warna Cempaka atau Kenanga dan sepengetahuan saya dan Deny, Chalcedony yang berwarna Red Baron belum ada yang representatif di pasaran seperti penggolongan mereka berdua.

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan yang dahulu Legendaris diklasifikasikan menjadi Prince Pacitan Chalcedony

Hijau Pacitan masuk ke Klasifikasi Prince:
Warna Hijau Pacitan yang legendaris berusaha dicari kembali oleh Arif Putro Lawu. Pada kenyataannya yang dimaksud Hijau Pacitan (semu Kehijauan) yang dimiliki oleh Arif dan Pambalah Batung Jogja (Subianor) saya masukkan dalam klasifikasi Prince. Baik yang Prince Ndasar maupun Prince Keladen. Walaupun demikian material Prince tersebut sesungguhnya juga masuk kategori langka. Dikarenakan material Hijau Pacitan sudah habis dikarenakan eksploitasi besar-besaran di masa lalu dan biasanya jatuh ke tangan para Kolektor Elit Batuan Nusantara.

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Sultan Huzrin Hood dari Kesultanan Bintan Darul Mahsyur merupakan salah seorang Kolektor Prince Pacitan (Hijau Tosca)

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Hijau Tosca Pacitan masuk Klasifikasi Pangeran (Prince) Chalcedony Pacitan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Chalcedony dengan Inden Sinar Kekuningan

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle's Shell)

Prince Pacitan Hijau Tosca dengan Serat Punggung Kura-Kura (Turtle’s Shell)

Penambahan Klasifikasi Supreme Sunset:
Penyebutan warna atau klasifikasi warna baru ditambahkan saya ialah Supreme Sunset (Matahari Terbenam Terbaik) datang dari diangkatnya variant warna Orangy Yellow Chalcedony oleh Kang Arwan Batuakik yang mendapat batuan dari Bukit Ndasar dari penemunya Sisok di Donorojo.

Indahnya Keladen

Indahnya Keladen

MERAMBAH MANCANEGARA

Perjuangan Kang Arwan Batuakik mempopulerkan Batuan Keladen ke Thailand

Perjuangan Kang Arwan Batuakik mempopulerkan Batuan Keladen ke Thailand

King Picis Tomato - Klasifikasi Penamaan Pacitan Carnelian Chalcedony yang berwarna Cerah dari Kang Arwan Solo

King Picis Tomato – Klasifikasi Penamaan Pacitan Carnelian Chalcedony yang berwarna Cerah dari Kang Arwan Solo

Adapun yang memperkenalkan Specimen Pacitan Keladen dan Ndasar ke dunia Internasional, seperti Malaysia, Singapura, Perancis, Amerika dan Taiwan serta lainnya ialah Kang Arwan Batuakik dan rekan-rekan lainnya di Solo. Saya berterimakasih, bahkan dalam penjualannya di Thailand, Supreme Sunset dan Red Baron (warna yang diterima pasar) dinamai dengan King Picis Tomato, mengambil dari nama panggilan saya.

Collector Elit Batuan Nusantara dan Manca Negara

Collector Elit Batuan Nusantara dan Manca Negara

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Dengan Om Nugroho Gemologist dari SKY Lab Tamini Square, Pencipta Design Logo Precious Indonesia

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia - Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

Pertemuan Kedua dengan Tim Precious Indonesia – Berdiskusi Mengenai Indonesian Fire Opal di Ciracas

 

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Pertemuan Kedua Precious Indonesia di Pameran Gems di Ciracas 2014

Precious Indonesia - Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Precious Indonesia – Bangga Batuan Lokal dengan Abadi Galatius di Tamini

Donorojo Rumah Mbah Timbul dengan Om YDE Herman Solo, Mas Parjo, Mbah Timbul dan Subi Pambalah Jogja

Donorojo Rumah Mbah Timbul dengan Om YDE Herman Solo, Mas Parjo, Mbah Timbul dan Subi Pambalah Jogja

Precious Indonesia

Precious Indonesia

10675765_10204699310143750_6414884511332392517_n

10917318_10205341995610485_2839527148647906526_n

12342326_10207951856695381_4102091771137799565_n

Berfoto bersama saat Kontes Batuan Pacitan November 2015

Komunitas Cakung

Komunitas Cakung

http://google-site-verification: googleba6eabbe709e8b60.html

“Beberapa Video dari Variant Specimen Indonesian Yellow Chalcedony